Ketika pesawat luar angkasa melesat dari landasannya di Kennedy Space Center, suaranya sangat menggelegar. Beberapa kilometer darinya, para penonton harus memegang erat bangkunya karena getaran suara yang dihasilkan begitu besar sampai terasa menembus daging dan tulang.
Akhir-akhir ini, artis musik country Clint Black merekam pesan-pesan dari masyarakat untuk NASA. Menurut Black, peluncuran tersebut mengingatkannya pada sesuatu yaitu dirinya sendiri.
"Tahukah Anda bahwa gitar saya ini seperti roket," katanya. Sekedar pamer untuk menunjukkan pamornya? Tidak, memang antara gitar dan roket memiliki persamaan secara ilmiah. Gitar milik Black memiliki sifat-sifat fisika mirip roket.
"Keduanya beresonansi," kata Rodney Rocha, seorang insinyur luar angkasa di Johnson Space Center (JSC) NASA di Houston. "Ketika Anda memegang gitar akustik," kata Black sambil mendemonstrasikannya, "Pertama kali yang Anda lihat dengan jelas adalah bentuk badan yang berisi rongga udara. Bentuk ruangan tersebut didesain untuk berbunyi karena getaran senar."
Saat ia memetik senar untuk nada E maka badan gitar bergetar menghasilkan suara dengan frekuensi untuk nada E juga. "Kami menyebutnya resonansi dan hal tersebut adalah bagian utama penghasil gitar hebat," kata Black.
Resonansi mungkin baik untuk gitar tapi bisa menyebabkan kecelakaan dalam pesawat," kata Rocha. "Ketika pesawat naik, mesin utamanya akan bersuara sangat keras sehingga orang yang berada dekat landasan dapat terbunuh, bukan karena panasnya tapi karena hebatnya getaran suara yang dihasilkan mesin," katanya. Mesin tersebut akan menggerakkan pesawat dengan kekuatan yang luar biasa. Getaran yang dihasilkannya juga akan masuk ke dalam ruangan-ruangan di dalam pesawat termasuk bagasinya.
"Kami tidak dapat membiarakan suara ini menghasilkan resonansi yang terlalu besar," kata Rocha. Jika hal tersebut terjadi, suara akan diperkuat sehingga getaran juga bertambah besar. Baut dan sekrup bisa jadi terlepas, dindingnya sobek, dan sendi-sendinya lepas. "Hal tersebut benar-benar akan menggagalkan misi," kata Rocha.
Bukan hanya mesin, satu-satunya penghasil suara. Setelah naik, roket akan mendorong pesawat melalui atmosfer memasuki luar angkasa. Menembus udara menghasilkan gangguan aerodinamik yang besar yang akan menggetarkan badan pesawat sehingga menghasilkan bunyi. "Anda dapat mendengarnya seperti tabrakan udara di permukaan kaca jendela mobil ketika Anda kendarai," kata Rocha.
Meskipun mencapai luar angkasa yang hampa udara, gangguan tersebut tetap ada. Getarannya dapat dihasilkan saat sebuah pesawat merapat ke wahana lain di luar angkasa atau ketika pesawat mengaktifkan roket pendorong untuk membuat manuver. Setiap mengalami tumbukan atau dorongan, roket lagi-lagi bergetar.
Menurut Rocha, tujuan para insinyur adalah memastikan getaran ini hilang secepatnya sebelum sempat merusak. Dalam bahasa musik, pembuat desain roket harus membatasi sustain.
Ketika Black membunyikan senar gitarnya, suara yang dihasilkan bertahan lama sebelum akhirnya hilang. "Itulah yang disebut sustain," katanya. Lamanya getaran tergantung bahan pembuat gitarnya. "Perhatikan saja, gitar dibuat dari bahan kayu ringan yang mudah digetarkan," lanjut Black.
Sedangkan roket terbuat dari bahan yang berat dan kaku untuk mencegah resonansi dan mengurangi sustain. Tapi, bukan hanya trik seperti ini yang digunakan untuk mendesain pesawat luar angkasa agar aman. Kadang-kadang mereka memodifikasi bentuk roket, menambahkan penyangga atau mengisi ruang-ruang yang kosong. Tujuannya mencegah getaran yang dihasilkan akibat resonansi.
Mencegah roket agar tidak menghasilkan getaran suara tidaklah mudah karena lebih rumit daripada gitar. Sebuah gitar dibuat dari lusinan bagian yaitu pengatur senar, penjepit, sisi dan permukaan ruang udara, serta umumnya enam senar. Senar menghasilkan enam frekuensi dasar yaitu 82 hertz (Hz), 110 Hz, 147 Hz, 196 Hz, 247 Hz, dan 330 Hz untuk membentuk nada-nada tertentu.
Roket umumnya tersusun atas ribuan bagian. Pesawat luar angkasa mengandung lebih dari satu juta komponen. Seluruh bagian bergetar bersama menghasilkan frekuensi tidak teratur dari gelombang subsonik yang hanya dapat didengar oleh gajah hingga suara melengking seperti suara kapur dipelintir di atas permukaan papan tulis.
Frekuensi mana yang menyebabkan kerusakan? Lalu bagian mana yang paling mudah rusak karena resonansi? Bagaimana Anda dapat mencegah timbulnya suara akibat resonansi yang dihasilkan alat yang rumit ini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, para insinyur NASA telah mengembangkan studio suara untuk pesawat. "Ini adalah ruangan besar di mana kami meletakkan roket dan mengujinya dengan suara gangguan," kata Really. "Salah satu penghasil suara akustik 165 desibel di JSC dapat menghasilkan bunyi gangguan sekuat mesin utama pesawat," katanya.
Dengan mengamati respon komponen-komponen pesawat terhadap suara gangguan tersebut, para insinyur dapat menemukan resonansi dan membuat perubahan untuk mengatasinya. "Komponen -komponen yang paling mudah rusak umumnya memiliki masa yang kecil dan memiliki banyak permukaan mirip sebuah gitar," katanya.
Pengujian akustik merupakan tahapan rutin dalam pembuatan desain roket sejak program Apollo beberapa dekade lalu. "Para insinyur NASA sedang menguji roket Saturnus dengan suara yang keras di laboratorium khusus," kata Rocha, "Baru ketika pesawat menunjukkan kemajuan, kami akan mengujinya dengan metode yang sama."
NASA juga sedang menyiapkan pembuatan pesawat luar angkasa baru, Crew Exploration Vehicle (CEV) untuk membawa astronot ke Bulan dan Mars. "Tentu saja CEV harus diujicoba di dalam kamar suara juga," kata Rocha.
Siapa menyangka bahwa mengendalikan suara seperti yang dilakukan para pemusik merupakan hal penting yang harus dilakukan para ilmuwan pembuat roket. Jika Anda mendengarkan dengan teliti, suara roket yang sedang melesat ke Bulan akan terdengar dalam sustain yang dihasilkan petikan gitar.
Sumber : Kompas (10 November 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar